desa
banjar
pura
puri
subak
kesenian
situs budaya
lokasi wisata
sulinggih
lpd
pasar
tokoh seni tari
tokoh seni musik/tabuh
tokoh seni karawitan
dalang
tokoh sastra
tokoh seni drama
tokoh seni patung
tokoh seni ukir
tokoh seni lukis
pemangku
tukang banten
sekaa tabuh
sanggar tari
sanggar karawitan
sanggar pesantian
sanggar arja
sanggar wayang
sanggar dolanan
sanggar lukis
Author : Dinas Kebudayaan Kota Denpasar
Post on : Jul 17 2018 :: 03:13:15 PM
Viewed by : 1934 people
I WAYAN TURUN, begitu orang tuanya memberi nama pada anak wayahan ini. Dilahirkan di banjar kedaton, Kesiman, tahun 1950. Sang ayah , I Wayan Nyamblung , adalah seorang petani biasa. Sementara sang ibu, Ni Made Ruteng, pragina janger palingterkenal janger kedaton. Yang hampir-hanpir jadi miotos itu? Dan, I Wayan Turun bisa di alirin jiwa seni dari pihak ibu.
Turun menamatkan pendidikan formal di SR I Kesiman, Tahun 1966. Tamat SMEPN tahun 1969 di Denpasar, dan ia menamatkan SSRI tahun 1971 di kota yang sama. Menurut penutura nya, sejak di sekolah rakyat ia begitu kesurupaqn dengan pelajaran kesenian, apalagi megending Bali, ia adalah jago nya.
Namasidem Padaera globalisasi seperti sekarang ini, sebagai pemacu dari kemajuan zaman, sehingga berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang sudah jelas akan menimbulkan suatu kecendrungan, baik yang bersifat kebaikan maupun bersifat keburukan. Disamping itu dipandang perlu dari pergaulan akan terjadi pembaharuan-pembaharuan sehingga melalui pembaharuan tersebut akan datang budaya-budaya asing. Masyarakat Hindu di Bali agar mampu menyaring budaya-budaya asing yang bersifat negatif untuk masuk kedalam negeri. Sehingga budaya Hindu tetap bisa menjadi tuan rumah.
I Wayan Turun berusaha ikut serta dalam memajukan seni budaya yang ada khususnya Seni Sastra. Berawal dari kegemarannya mempelajari asta kosala kosali (aturan dasar arsitektur Bali) lewat Pekak Kenjing (Batan Buah), Anak Agung Mel di Dauh Tangluk serta Ida Pedanda Oka di Geria Bindhu sehingga pada akhirnya di-winten sebagai undagi (arsitek Bali) dan dipernankan membuat alat-alat upakara seperti bade-lembu dan bangunan tradisional Bali lainnya I Wayan Turun sebagai sastrawan yang lahir pada tahun 1950 dari seorang ayah Petani biasa bernama I Wayan Nyamblung dan seorang ibu sebagai penari Janger yang termasur di Desa Kedaton Kesiman bernama Ni Made Runteng. Kemungkinan bakat ibunya bidang seni melekat dalam jiwa I Wayan Turun.
Tahun 1970 I Wayan Turun mulai mempelajari sastra kawi karena ketertarikannya belajar kawisesan (kesaktian) seperti belajar nerang (jadi pawang hujan), bisa ngujanang ( membuat hujan secara gaib) dan disenangi perempuan, untungnya dia keburu insaf lalu menetapkan hati untuk berguru Dalam usaha mematangkan pemahaman filsafat tentang seni dan agama beliau berguru pada Ida Pedanda Kekeran dari Blahbatuh Gianyar, Ida Pedanda Made Sidemen dari Geriya Taman Sari Sanur, Ida Pedanda Bajing dari Geriya Bindhu, Ida Rsi Agung Penatih dan Ida Dalem Pemanyun Dalam pengembaraan I Wayan Turun pada dunia Sastra jelas memperdalam lakon dirinya sebagai pengarang.
Selain menulis prasasti, penyalin lontar juga termasuk pengarang yang produktif hal ini dapat dilihat dari karya sastranya yang sudah bisa dibaca seperti Kakawin Singalangala, Kidung Ki Dalang Buricek, Geguritan Balian Batur, Geguritan Kasuksman, Geguritan Busana, Kakawin Swara Puspita dan Gegurtian Penataran. Atas jasanya beliau dianugrahi Piagam Upakara Budaya dari Walikota Denpasar Drs. I Made Suwenda tahun 1995.
Dalam pelestarian seni sastra beliau juga aktif sebagai kolektor lontar yang ada di Kota Denpasar. 119 lontar yang ada di rumahnya kondisinya masih sangat memprihatinkan karena diletakan ditumpuk begitu saja dan kemungkinan rusak sangat besar. Beliau berkeinginan untuk mentranslit semua lontar ke Bahasa latin dan sekaligus menterjemahkan sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh masyarakat khusunya Kota Denpasar
• Alamat : Kesiman Petilan, East Denpasar, Denpasar City, Bali, BANJAR KEDATON, DESA KESIMAN PETILAN, Denpasar Timur
• No Telp. : 0
• Tempat/Tgl Lahir : Denpasar, 17 Juli 1950
• Menekuni Sejak : 01 Januari 1970
• Nama Suami/Istri : Ni Made Indrayani
• Nama Ayah/Ibu : I Wayan Nyamblung • Ni Made Runteng
• Nama Anak : • -
Sumber Informasi : -
IDA CRI BHAGAWAN SABDA MURTI DARMA KERTI MAHA PUTRA MANUABA
- Tahun 1977 hingga pensiun muda mengabdi sebagai ...
DESA DAUH PURI KAUH